PENGERTIAN MATAN
Secara bahasa berarti “Maashaluba
wartafa’aminal ardhi” yaitu sesuatu yang keras dan tinggi (terangkat) dari
bumi (tanah). Secara terminologi, matan
berarti esuatu yang terakhir padanya terletak sesudah sanad yaitu berupa
perkataan.
a. Sebab-sebab
terjadinya kandungan matan
Yang
dimaksud dengan kandungan matan adalah teks yang terdapat didalam matan suatu
hadist mengenai suatu peristiwa, atau pernyataan yang disandarkan kepada
rosululloh SAW atau tegasnya kandungan matan adalah redaksi dari suatu hadist.
Sebab-sebab
terjadinya kandungan matan meliputi:
1. Periwayatan
hadist secara makna (riwayat bil makna).
riwayat bi
al-ma’na yaitu meriwayatkan
hadist dengan lafadz yang disusun perawi sendiri sesuai dengan makna yang
dicakup oleh ucapan, perbuatan dan takrir ataupun sifat Nabi. riwayat bi al-ma’na merupakan sebuah proses periwayatan dengan
redaksi yang sedikit berbeda dengan yang didengar dari Rasul SAW namun dengan
substansi makna yang tetap sesuai dengan maksud yang disampaikan oleh Rasul
SAW. olongan yang membolehkan ini beralasan dengan hadis yang diriwayatkan oleh
Abdullah bin Sulaiman yang mengatakan ia bertanya kepada Rasul, yang artinya:
“Hai Rasulullah, sesungguhnya saya mendengar hadis darimu tetapi saya tak
sanggup meriwayatkannya menurut apa yang saya dengaryang bisa menambah atau
menguranginya barang sehuruf. Maka nabi bersabda : Apabila engkau tidak sampai
menghalalkan yang haram dan tidak sampai mengharamkan yang halal serta maknanya
tepat, maka hal itu tak apa-apa.” [7]
Meskipun
demikian, para sahabat sangat berhati-hati dalam melaksanakannya. Ibnu Mas’ud
misalanya, ketika ia meriwayatkan hadis, ia menggunakan term-term tertentu
untuk mengutkan penukilannya, seperti dengan kata qala rasulullah Shallahu
alaihi wasallam hakadza (rasulullah SAW. Telah bersabda begini) atau qala
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam qariban min hadza.
Dalam
perkembangannya periwayatan hadis dengan makna mengakibatkan munculnya
hadis-hadis yang redaksinya antar satu hadis dengan hadis lainnya berbeda-beda,
meskipun maksudnya dan maknanya tetap sama.
Contoh hadis
riwayah bil-ma’na
فعن عو ف بن ما لك ر ضي ا لله عنه قا
ل قا ل ر سو ل ا لله صلى ا لله عليه و سلم : "ا فتر قت ا ليهو د على
احد ى و سبعين فر قة فو ا حد ة في ا لجنة و سبعو ن في ا لنار, وافتر قت النصارى
على ثنتين وسبعين فرقةفاحدى وسبعين فرقة في الناروواحدةفي الجنة, والذي نفس
محمدبيده لتفترقن امتي على ثلاث وسبعين فرقة, واحدةفي الجنةواثنتان وسبعون في
النار" قيل:يارسوالله,من هم؟قال:"الجماعة"[17] (رواه ابن ماجه)[18]
عن عبد الله بن عمرو: "ا
فتر قت ا ليهو د على احد ى و سبعين فر قة فو ا حد ة في ا لجنة و سبعو ن في ا لنار,
وافتر قت النصارى على ثنتين وسبعين فرقةفاحدى وسبعين فرقة في الناروواحدةفي الجنة,
والذي نفس محمدبيده لتفترقن امتي على ثلاث وسبعين فرقة, واحدةفي الجنةواثنتان
وسبعون في النار". قلوا: ومن هي يارسول الله؟ قا ل:
"ما انا عليه واصحابي"[19]. (رواه
الترمذي)[20]
Pengertian Riwayat Bi Al-Lafzh.
riwayat bi al-lafzh dimaksudkan adalah periwayatan hadist dengan
menggunakan lafadz sebagaimana Rasulullah SAW tanpa ada penukaran kata,
penambahan dan pengurangan sedikitpun walaupun hanya satu kata. riwayat bi al-lafzh sering
juga disebut dengan periwayatan secara lafzhi Munzier Suparta
memberikan terminologi periwayatan lafzhi
adalah periwayatan hadis yang redaksinya atau matannya sama persis seperti yang
diwurudkan Rasul SAW dan hanya bisa dilakukan apabila di hafal benar apa yang
disabdakan Rasul SAW.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
pengertian tentang riwayat bi al-lafzh yaitu
redaki suatu hadits yang diriwayatkan tersebut sama persis seperti yang
disampaikan rasulullah.
4.
contoh
hadis yang diriwayatkan dengan lafaz (riwayat bi al-lafz)
- Riwayat
Abu Daud
حدثنا أبو بكر بن ابي شيبة حدثنا أبو خالد وأبن نمير عن الأجلح عن أبي اسحق عن البراء قال قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم ما من مسلمين يلتقيان فيتصافحان الّا غفر لهما قبل أن يفترق
Tidak ada komentar:
Posting Komentar