Kamis, 11 Juni 2015

RESUME



RESUME
Mata Kuliah: Filsafata Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Drs.Darmuin.M.pd.i





Disusun Oleh:
IRRODATUS SALAMAH (133311035)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SEMARANG
2013







              I.            HAKIKAT PENDIDIKAN

a.      Hakikat Pendidikan Islam
        Memahami pendidikan Islam itu langkah utama, terlebih dahulu perlu memahami pengertian pendidikan Islam. Karena terkandung beberapa indikator esensial pendidikan. Pendidikan dalam keislaman lebih populer dengan istilah tarbiyah, ta’lim, riyadhoh, irsyad, dan tadris. Semua istilah ini di jadikan para pakar Pendidikan Islam untuk mewakili istilah istilah pendidikan Islam.
           Ramayulis(2006:14-15) mengutip beberapa tokoh islam dalam memahami istilah pendidikan islam. Yaitu:
1.      Secara termologi kata ‘tarbiyah” menurut Al-Abrasyi, tarbiyah adalah mempersiapkan manusia agar hidup dengan sempurna dan meraih kebahagiaan, mencintai tanah air,sopan dalam bertutur kata.
2.      Ta’lim menurut Rasyid Ridha adalah proses transmisi berbagi ilmu pengetahuan dalam jiwa seseorang tanpa ada batas.
3.      Ta’dib menurut Al-Attas adalah pengenalan dan pengakuan  yang tepat  dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga dapat membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan serta keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
Untuk saat ini yang paling populer adalah istilah tarbiyah karena istilah ini mencakup keseluruhan kegiatan pendidikan.
        Pengertian pendidikan islam menurut para ahli:
·         Abdullah nashih ulwan (1995:12)  mengatakan bahwa pendidikan bukanlah sekedar upaya memanusiakan manusia, pendidikan sebagai upaya membina mental, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban.
·         Guru besar ilmu pendidikan islam, Ahmad Tafsir (A.Tafsir, 006:33) menguraikan tentang hakikat pendidikan islam di tinjau dari 2 aspek yaitu; 1) “Membantu” artinya yaitu membantu seseoarang menjadi manusia seutuhnya. Manusia adalah merupakan  mahluk yang  tidak dapat hidup secara individual.ia membutuhkan bantuan dari salah satunya adalah pendidikan. Seseorang dapat dikatakan menjadi manusia karena ia memiliki sifat kemanusiaan. 2) “Menolong” karena pendidikan hakikatnya adalah menolong manusia menjadi manusia. Setiap manusia ada potensi untuk menjadi manusia, sebaliknya ada juga potensi untuk tidak menjadi manusia (sifat kebinatangan), maka di sinilah peran pendidikan yang sangat penting untuk manusia.
4.      Ahmad supardi(1998:3)  mengatakan hakikat pendidikan islam adalah usaha pendidik muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah peserta didik atas dasar ajaran islam ke arah terwujudnya pribadi muslim.

b.      Dasar pendidikan Islam
 Secara garis besar Dasar Pendidikan Islam itu ada 3 yaitu: Al-Quran, As-Sunnah, dan undang-undang yang berlaku di negara kita.
1.      Al-quran. Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya agar menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.
2.      As-sunnah. Rasulullah SAW mengatakan bahwa beliau adalah juru didik. Contoh terbaik Rasulullah mendorong orang belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas keutamaan juru didik.
3.      Undang-undang yang nerlaku di Indonesia. Yaitu UUD 1945, pasal 29
Ayat 1; Negara berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa
Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan peribadat agama dan kepercayaan itu.
                  Dasar Pendidikan Islam menurut Hasan langgulung:
1.      Dasar historis
2.      Dasar sosiologis
3.      Dasar Ekonomi
4.      Dasar politik dan administratif
5.      Dasar psikologis
6.      Dasar filisofis
7.      Dasar religius

c.       Tujuan Hidup
Di dalam pandangan islam, memahami dan mengetahui tujuan hidup merupakan keniscayaan. Orang yang tidak memahami dan menyadari tujuan hidupnya seperti seorang nahkoda kapal yang kehilangan arah di tengah lautan lepas. Kapal tersebut lama kelamaan akan tenggelam karena kehabisan energi, hantaman ombak dan bada. Oleh karena itu tujauan hidup sangatlah penting sekali.
         Menurut islam tujuan hidup adalah beribadah atau mengabdi kepada Allah SWT. Tujuan hidup orang muslim terdapat dalam Al-Quran surat Ad-Dzariyat (51):56. Ayat-ayat tersebut dapat di ketahui bahwa tujuan hidup menurut islam adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah yang di lakukan dengan ikhlas tentunya merupakan keniscayaan. Dengan mengetahui tujuan hidup maka manusia akan menempuh hidupnya seperti nahkoda yang berlayar di tengah lautan dengan kompas yang baik. Kompas tersebut akan membimbing dan mengarahkan dan memberi petunjuk agar dapat sampai pada tepian pulau.

d.      Tujuan Pendidikan Islam
       Tujuan pendidikan ini sangatlah penting dalam mendesain pendidikan. Tujuan pendidikan di tentukan oleh pandangan hidup orang yang merumuskan tujuan tersebut. Tujuan pendidikan berhubungan dengan kondisi zaman yang senantiasa berkembang setiap masyarakat atau negara memiliki tujuan pendidikan yang mungkin dapat sama berbeda dalam beberapa hal:
1.      Tujuan pendidikan di malaysia
      Yaitu  mengembangkan potensi individu secara menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dari segi intelek, rohani, emosi, dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan.
2.      Tujuan pendidikan di jepang
        Yaitu untuk meningkatkan keperibadian yang utuh, menghargai nilai-nilai individual, dan menanamkan jiwa yang bebas.
3.      Tujuan pendidikan di jepang
        Yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
             Pendapat para tokoh mengenai tujuan pendidikan:
1.      Menurut ibnu khaldun.
Tujuan pendidikan yaitu:
a.       Memberikan kesempatan kepada pikiran untuk aktif dan bekerja.
b.      Memperoleh berbagai ilmu pengetahuan, sebagai alat untuk membantunya hidup dengan baik dalam masyarakay yang baik dan berbudaya
c.       Memperoleh lapangan pekerjaan yang di gunakan untuk memperoleh rizki.
2.      Abdul al-rasyid ibnu al-aziz di dalam bukunya :al-tarbiyah al-islamiyah wa
thuruq tadrisiha”. Tujuan pendidikan Islam meliputi:
a.       Adanya kedekatan kepada Allah SWT melalui akhlak
b.      Menciptakan individu untuk memiliki piola pikir yang ilmiah dan pribadi yang paripurna.
3.      Qurais shihab
Mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsi sebagai hamba dan khalifahnya, guna membangun dunia ini dengan konsep yang telah di tetapkan oleh Allah.
         Semua tujuan pendidikan tersebut akan mengarahkan pendidikan agar sesuai dengan hakikat hidup dan tujuan hidup.
         Agar tujuan pendidikan dapat menjawab terhadap hidup dan kehidupan masa depan, maka memerlukan penetapan pendekatan yan terpadu yang mencakup:
a.       Pendekatan melalui normatif filosofis.
Adalah pendekatan dalam merumuskan tujuan pendidikan
b.      Pendekatan melalui analisis historis lembaga-lembaga sosial.
Sejarah merupakan sesuatu yang sangat penting. Karena berhubungan dengan dunia lalu yang penuh pembelajaran.
c.       Pendekatan melalui analisa ilmiah dan sosiologi.
Maksudnya adalah agar lulusan pendidikan dapat menyesuaikan dengan kemajuan dan dinamika masyarat.
                     II.            HAKIKAT PENDIDIK

A.    Pengertian Pendidik
       Dari segi bahasa, pendidik memiliki pengertian sebagai seorang yang mendidik. Artinya pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.
       Hakikat mendidik dalam islam adalah orang-orang yang bertanggung jawanb dalam perkembangan pesertadidik dalam mengupayakanseluruh potensi anak didik, baik potensi aktif, kognitif maupun psikomotrik sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.
       Di dalam Al-Quran telah di sebutkan bahwa pendidik ada 4, yaitu:
1.      Allah sebagai pendidik
2.      Rasul sebagai pendidik
3.      Orang Tua sebagai pendidik
4.      Orang lain sebagai pendidik
Menurut Ikhwa Al-syafa pendidik todak boleh menjejali otak peserta didik dengan ide-ide atau keinginannya sendiri.
         Menurut Al-Ghazali memandang pekerjaan mengajar adalah pekerjaan yang paling mulia dan jabatan yang paling terhormat.  Guru bekerja menyempurnakan hati, membersihkan, dan mengarahkan untuk bertakwa kepada Allah.
B.     Tugas dan Peran Pendidik
      Di dalam islam, tugas seorang pendidik di pandang sebagai sesuatu yang mulia. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. Dalam operasiannya mendidik adalah proses mengajar, memberikan dorongan, memuji dan menghukum, memberi contoh dan membiasakan. Di samping itu pendidik juga berugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secata baik dan dinamis.
         Adapun tugas lain dari pendidik selain mendidik yaitu menciptakan situasi unyuk pendidikan, maksudnya adalah suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan baik dengan hasil yang memuaskan.
         Di lihat dalam konteks luas, maka tugas pendidik bukan hanya di sekolah tapi juga melaksanakan tugasnya di rumah tangga.
Menurut Ahmat Tafsir tugas mendidik di rumah tangga dapat di lakukan dengan mudah, karena Allah telah menciptakan landasannya, yaitu denagan rasa cinta orang tua terhadap anaknya yang merupakan salah satu dari fitrahnya.
          Muh Uzer Usamn menjelaskan bahwa tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan tegnologi. Maka melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.
           Peran guru sangatlah penting. Peseta didika sangat memerlukan bantuan guru untuk mengembangkan potensinya. Dalam mengembangkan potensinya tersebut seorang guru memiliki peran yang sangat banyak. Peran tersebut antara lain: sebagai pendidik, mengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, dll.

C.    Kode Etik dan Karakter Pendidik
Kode Etik adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan antara pendidik dan anak didik, orang tua anak didik. Pelanggaran kode etik akan mengakibatkan berkurangnya nilai dan kewibawaan pendidik.
         Dalam pendidikan islam seseorang pendidik harusnya memiliki karakteristik yang berbeda dari yang lain. Untuk menjadikan ciri dan sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas kehidupannya.
An-nawawi membagi karakteristik pendidik muslim menjadi beberapa bentuk:
1.      Mempunyai watak dan sifat robbaniyah (dalam hal tujuan pola pikir, tingkah laku)
2.      Bersifat ikhlas
3.      Bersifat sabar
4.      Jujur
5.      Membekali diri dengan ilmu
6.      Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi
7.      Mampu mengelola kelas, dan peserta didik, tegas bertindak secara proposional
8.      Mengetahui kehidupan psikis peserta didik
9.      Tanggap berbagai kondisi dan perkembangan.
                   Jadi pada intinya dalam islam pendidik memiliki tugas yang mulia. Perannya dalam mengembangkan dan membina umat sangat besar. Tugas utama pendidik yaitu sebagai pewaris nabi dalam mengajarkan dan mengembangkan ajarannya.Tugas dan  peran pendidik dalam islam adalah mendidik anak didiknya dengan cara mengakar dan yang lainnya. Menuju tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-nilai islam. Kode etik yang di kembangkan dalam pendidikan islam adalah penekanan peran pendidik dalam membantu mengembangkan kemampuan anak didik. Kode etik memiliki peran yang sangat penting sebagai pedoman bagi pendidik dalam menjalankan tugas-tigasnya.
                                                                                                                           III.            HAKIKAT PESERTA DIDIK

A.    Hakikat Peserta Didik
          Secara bahasa peserta didik adalah orang yang sedang berada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis.
Istilah murid dalam tasawuf mengandung pengertian orang yang sedang belajar, menyucikan diri dan sedang berjalan menuju Tuhan.
            Murid dalam pengertian umum adalah tiap kelompok atau kelompok individu yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan. Murid dalam pengertian pendidikan secara khusus adalah anak yang belum dewasa yang menjadi tanggung jawab pendidik.
             Dari pendapat di atas, peserta didik adalah manusia berjenis laki-laki dan perempuan baik anak-anak maupun orang dewasa yang sedang mengalami fase perkembangan baik secara fisik atau psikis.
             Syamsul Nizar sebagaimana di kutip oleh Ramyulis mendeskripsikan 6 kriteria peserta didik adalah sebagai berikut:
1.      Peserta didik bukan miniatur orang dewasa tapi ia memiliki dunianya sendiri
2.      Peserta didik memiliki masa atau priodisasi atau perkembangan dan pertumbuhannya
3.      Peserta didik adalah mahluk Allah yang memiliki perbedaan antara individu yang satu dengan individu yang lain.
4.      Peserta didik merupakan 2 unsur pertama jasmani dan rohani.
5.      Peserta didik di pandang sebagai system kesatuan manusia
6.      Peserta didika adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat di kembangkan dan berkembang secara dinamis
                             Setiap manusia memiliki perkembangan termasuk peserta didik. Dalam kehidupan manusia mengalami beberapa tahapan perkembangan sebagai berikut:
1.      Al-janin
2.      Al-thiflu
3.      Al-tamyiz
4.      Al-aqli
5.      Al-auliya

B.     Kepribadian Peserta Didik
Dalam setiap jiwa manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Allport mendefinisikan kepribadian sebagai susunan yang dinamis dalam sistem psikofisik (jasmani dan rohani).
Thasyi kubra zaedanmengatakan bahwa seorang peserta didik tidak di perbolehkan menilai rendah atau menganggap tidak penting terhadap ilmu pengetahuan yang ia tidak kuasai atau yang tidak ia senangi. Kepribadian peserta didik harus bertekad untuk selalu belajar tanpa henti sampai akhir hayatnya dan bertekad untuk mencari ilmu walaupun ia harus meninggalkan kampung halamannya.
           Kepribadian peserta didik tang paling penting menurut “Athiyah al-abrasyi” yaitu :pertama peserta didik hendaknya tekun dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Keduaharus memiliki kepribadian saling menyayangi sesama temannya yang pada akhirnya akan tercipta suasana persaudaraan yang kokoh.  Ketiga giat dan tidak pernah bosan untuk selalu mengkaji dan mengulang-ulang materi pelajaran yang telah di berikannya.

C.    Etika Peserta Didik
Kode Etik merupakan 2 kata yang berasal dari kata kode dan etik. Kode merupakan pendidikan (symbol) atau aturan. Sedangkan etik adalah etika, akhlak atau perangai.
Menurut abd al-amir syamsal-din peserta didik terbagi atas 3 aspek
1.      Terkait dengan dirinya sendiri. Meliputi membersihkan hati, memperbaiki niat, atau motifasi, memiliki sifat zuhud, dan penuh kesederhanaan.
2.      Patuh dan taat secara sempurna, memuliakan dan menghormatinya, senantiasa melayani kebutuhan pendidik dan menerima segala bentuk hukuman dari pendidik ketika peserta didik bersalah
3.      Berkaitan dengan pelajaran, senantiasa mengkaji dan mengulang-ulang mata pelajaran yang telah di berikan.
                           Al-abrasyi mengurutkan kewajiban-kewajiban peserta didik, sebagai berikut:
1.      Hendaknya mengorientasikan belajarnya dalam rangka memperbaiki dan menghiasi jiwanya dengan sifat-sifat yang mulia
2.      Mencari ilmu di lakukan dengan terus menerus
3.      Murid hendaknya tidak gonta ganti guru
4.      Bersungguh-sungguh dalam belajar untuk mendapatkan hasil yang di inginkan
5.      Menciptakan suasana kecintaan antar sesama siswa
6.      Mulai salam ketika bertemu guru
7.      Menyiapkan diri untuk belajar sampai akhir hayat

D.    Kebutuhan Peserta Didik
Kebutuhan peserta didik yang harus di penuhi oleh peserta didik di antaranya:
a.       Kebutuhan fisik
b.      Kebutuhan sosial
c.       Kebutuhan untuk mendapatkan status
d.      Kebutuhan mandiri
e.       Kebutuhan untuk berprestasi
f.       Kebutuhan ingin untuk di cintai dan di sayangi
g.      Kebutuhan untuk mencurahkan perasaan
h.      Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
i.        Dimensi fisik (jasmani)
Zakiyah darajat, membagi manusia menjadi 6 dimensi kelompok:
a.       Dimensi akal
       Akal di bagi menjadi 2 yaitu:a) aql al-maqthu b) Aql al-masmu
b.      Dimensi keberagaman
Dalam pandangan islam, sejak lahir manusia telah mempunyai jiwa agama, jiwa yang mengakui adanya dzat yang maha pencipta dan maha kuasa yaitu Allah SWT.
c.       Dimensi akhlak
        Menurut imam al-ghazali, akhlak yang di sebut denagan tabiat manusia dapat di lihat dalam 2 bentuk: 1) tabiat-tabiat fitrah 2) akhlak yang muncul dari suatu perangai yang banyak di amalkan dan di taati.
d.      Dimensi rohani
        Manusia di katakan manusia apabila memiliki dimensi rohani atau jiwa.
e.       Dimensi seni
         Seni adalah ekspresi roh dan daya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan.
f.       Dimensi sosial
         Manusia adalah makhluk individual dan secara bersamaan adalah makhluk sosial keserasian antar individu dan masyarakat tidak mempunyai kontradiksi antara tujuan sosial dan tujuan individu.

                                                                                                                                 IV.            HAKIKAT KURIKULUM

A.    Pengertian Kurikulum
       Kurikulum secara bahasa adalah sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh, di selesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.
Ahmad Tafsir menjabarkan bahwa kurikulum dapat di artikan menjadi 2 macam:
1.      Sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu
2.      Sejumlah mata pelajaran yang di tawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan.
Kurikulum ialah program untuk mencapai tujuan. Kurikulum itu laksana jalan yang di lalui dalam menuju tujuan. Esensi kurikulum ialah program. Padaumumnya isi kurikulum adalah nama-nama mata pelajaran beserta silabinya atau pokok bahasan.
        Berdasarkan tuntutan perkembangan dan kemajuan zaman para ahli menetapkan cakupan kurikulum meliputi 4 bagian:
1.      Bagian yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan yang di inginkan
2.      Bagian-bagian yang berisi tentang ilmu pengetahuan, informasi, data, aktifitas, pengalaman yang kemudian di susun menjadi bahan pelajaran yang kemudian di masukkan dalam bentuk silabus.
3.      Bagian yang berisi tentang metode atau cara penyampaian mata pelajaran.
4.      Bagian yang berisi metode, penilaian dan pengukuran atas hasil mata pelajaran tertentu.
B.     Dasar dan prinsip Hakikat Kurikulum
            Al-syaibani dan Abdul Mujib menetapkan dasar pokok bagi kurikulum tersebut sebagai berikut:
1.      Dasar religi
    Pendidikan isalam adalah pendidikan yang berdasarkan agama. Sehingga dasar religi menjadi dasar utama.
2.      Dasar falsafah
     Dasar filisofis menjadi penunjuk arah bagi tujuan pendidikan islam.
Sehingga kurikulum mengandung kebenaran sesuai dengan apa yang di kandung oleh pandangan hidup tersebut.
3.      Dasar psikologis
     Manfaat dari perumusan kurikulum menurut pendidikan islam yang di dasari dengan falsafah adalah untuk terciptanya tujuan ideal dari pandangan hidup manusia.
4.      Dasar sosiologis
     Dasar ini berimplikasi pada kurikulum pendidikan supaya kurikulum yang di bentuk hendaknya dapat membantu pengembangan masyarakat.
5.      Dasar organisatoris
     Dasar ini menjadi acuan dalam bentuk penyajian bahan pelajaran. Dasar ini berpijak pada teori psikologi gestlet yang menganggap keseluruhan mempengaruhi organisasi kurikulum yang yang di susun secara tanpa sistematis.
       Dalam penyusunan kurikulum, terdapat prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dalam kurikulum pendidikan islam.
        Tujuan pendidikan islam secara umum menghasilkan manusia yang sempurna dalam ilmu dan akhlak. Ini akan menjadi keilmuannya untuk kemajuan umat dalam membangun peradaban yang berakhlakul karimah. Untuk mencapai tujuan tersebut.
         Teori kurikulum pada umumnya di ajarkan untuk menguraikan, untuk menjelaskan dan untuk meramalkan. Pengembangan kurikulum harus di kembangkan melalui suatu siklus sehingga di harapkan mutu dan fungsi kurikulum untuk mengamati hasil dapat di monitoring secara berhati-hati.
         Teori kurikulum dapat di kemukakan sebagai berikut:
1.      Teori berinteraksi struktur
Menguraikan dan menjelaskan bagaimana kompenen kurikulum saling berhubungan dalam suatu lingkungan tingkat pendidikan.
2.      Teori berorientasi menghargai
Teori ini memusatkan pada sosial political dalam lingkungan pergaulan untuk memilih dan menguji isu-isu yang berkembang dengan beberapa metodologi pemeriksaan.
3.      Teori berorientasi isi
Yaitu terkait dengan penetapansumber utama yang perlu mempengaruhi organisasi dan pemilihan dari kurikulum.
4.      Teori berorientasi proses
Adalah menyangkut proses perencanaan kurikulum yaitu dengan menguraikan, mengembangkan dan menyesuaikan dengan situasi.

C.    Ciri, Isi dan Orientasi Kurikulum
Ciri kurikulum
Pada dasarnya kurikulum mempunyai aspek utama yang menjadi ciri-cirinya sebagaimana di ungkapkan oleh hasan langgulung yang di akui oleh ramayulis:
Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin di capai oleh kurikulum yaitu:
1.      Pengetahuan ilmu-ilmu data, aktifitas-aktifitasnya dan pengalaman –pengalaman darimana terbentuk kurikulum itu
2.      Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang di ikuti murid-murid untuk mendorong mereka ke arah yang di kehendaki dan tujuan-tujuan yang di rancang
3.      Metode dan cara penilaian yang di gunakan dalam mengukur dan menilai hasil proses pendidikan yang di rancang dalam kurikulum
Isi kurikulum
Sepanjang masa klasik islam, penentuan kurikulum pendidikan islam berada di tangan ulama. Kelompok orang-orang berpengetahuan dan di terima sebagai toritarif dalam soal-soal agama dan hukum. Ilmu-ilmu agama mendomonasi kurikulum lembaga pendidikan tinggi formal dan Al-Quran berada pada porosnya.
       Untuk menentukan kualifikasi isi kurikulum pendidikan islam, menentukan syarat dan perumusan di antaranya adalah:
a.       Materi yang disusun dalam kurikulum tidak bertentangan dengan fitrah manusia
b.      Relevan terhadap tujuan pendidikan islam
c.       Penyesuaian perkembangan usia didik
d.      Peserta didik sejak dini di perkenalkan macam keterampilan dengan mempraktekan di lapangan
e.       Penyusunan kurikulum bersifat intregal
f.       Kurikulum di susun berdasarkan kebutuhan masyarakat
g.      Memiliki dasar keilmuan sebagai sarana untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain.
                                                                                                                       V.            METODE PENDIDIKAN ISLAM

A.    Hakikat Dasar dan Prinsip Metode Pendidikan
Hakikat Dasar
Metode adalah seperangkat cara dan teknik yang di gunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu.
Metode pendidikan adalah jalan atau cara yang dapat di tempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim.
Hal ini tidak terlepas dari dasar agamis, biologis, psikologis, dan sosiologis.
1.      Dasar agama
     Al-Quran dan Hadis tidak bisa terlepas dari pelaksanaan metode pendidikan islam. Metode pendidikan islam harus merujuk pada pada kedua sumber ajaran tersebut. Sehingga dalam segala penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan islam tidak menyimpang dari kedua sumber pendidikan tersebut.
2.      Dasar biologis
      Perkembangan jasmani seseorang juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap dirinya. Seseorang yang menderita cacat jasmani akan mempunyai kelemahan dan kelebihan yang mungkin tidak di miliki oleh orang yang normal.
3.      Dasar psikologis
      Perkembangan psikologis seseorang berjalan sesuai dengan perkembangan biologisnya, sehingga seorang pendidik dalam menggunakan metode pendidik bukan saja memperlakukan psikologisnya juga biologisnya
4.      Dasar sosiologis
     Salah satu fungsi pendidikan adalah proses pewarisan nilai budaya masyarakat dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Di harapkan agar pendidik mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik dengan memperhatikan perkembangan kebudayaan peredaban yang muncul.
       Agar dapat efektif maka setiap metode harus memiliki prinsip sebagai berikut:
a.       Metode harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri
b.      Metode harus di manfaatkan hokum pembelajaran
c.       Harus berawal dari apa yang sudah di ketahui peserta didik
d.      Harus di dasarkan atas teori dan praktek yang terpadu
e.       Harus memperhatikan perbedaan individual dan menggunakan prosedur-prosedur yang sesuai
f.       Metode pendidikan islam harus di gunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis.

B.     Macam, Tugas dan Metode Pendidikan
1.      Macam metode pendidikan
·         Metode kisah
·         Metode dialog
·         Metode amtsal
·         Metode teladan
·         Metode pembiasaan
·         Metode targhib dan tahrib
2.      Tugas metode pendidikan
       Tugas utama metode pendidikan adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip  psikologis dan pedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisis melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan. Selain itu tugas pokok metode tersebut adalah membuat perubahan dalam sikap dan minat serta penemuan nilai dan norma yang berhubungan dengan pelajaran dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor.
3.      Metode pendidikan
         Metode ini di artikan sebagai cara yang di gunakan untuk melaksanakan atau melakukan sesuatu. Cara atau prosedur itu mungkin tepat dan dapat mencapai sasaran dan mungkin juga tidak tepat sehingga tidak mencapai sasaran. Oleh karean itu ilmu tentang metode yang di sebut metodologi memberikan gambaran jelas

C.    Fungsi dan Prosedur Metode Pendidikan
Fungsu utama metode pendidikan islam yaitu: mengarahkan keberhasilan belajar dan berdasarkan minat, serta usaha mendorong kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dan anak didik.
Fungsi metode secara umum yaitu dapat di kemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut.
      Dengan demikian, metode amat berfungsi sebagai penyampaian pendidikan.
      Beberapa faktor yang mempengarihi prosedur pembuatan metode yaitu:
1.      Tujuan pendidikan
2.      Anak didik
3.      Situasi
4.      Fasilitas
5.      Pribadi pendidik

                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar