RESUME
Mata Kuliah: Filsafata Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Drs.Darmuin.M.pd.i
Disusun Oleh:
IRRODATUS SALAMAH (133311035)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SEMARANG
2013
I.
HAKIKAT PENDIDIKAN
a.
Hakikat
Pendidikan Islam
Memahami pendidikan
Islam itu langkah utama, terlebih dahulu perlu memahami pengertian pendidikan
Islam. Karena terkandung beberapa indikator esensial pendidikan. Pendidikan
dalam keislaman lebih populer dengan istilah tarbiyah, ta’lim, riyadhoh,
irsyad, dan tadris. Semua istilah ini di jadikan para pakar
Pendidikan Islam untuk mewakili istilah istilah pendidikan Islam.
Ramayulis(2006:14-15) mengutip beberapa tokoh islam dalam memahami
istilah pendidikan islam. Yaitu:
1.
Secara
termologi kata ‘tarbiyah” menurut Al-Abrasyi, tarbiyah adalah
mempersiapkan manusia agar hidup dengan sempurna dan meraih kebahagiaan,
mencintai tanah air,sopan dalam bertutur kata.
2.
Ta’lim menurut Rasyid Ridha adalah proses transmisi berbagi ilmu
pengetahuan dalam jiwa seseorang tanpa ada batas.
3.
Ta’dib
menurut Al-Attas adalah pengenalan dan pengakuan yang tepat
dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa,
sehingga dapat membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan serta
keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
Untuk saat ini yang paling populer adalah istilah tarbiyah
karena istilah ini mencakup keseluruhan kegiatan pendidikan.
Pengertian pendidikan
islam menurut para ahli:
·
Abdullah
nashih ulwan (1995:12) mengatakan bahwa
pendidikan bukanlah sekedar upaya memanusiakan manusia, pendidikan sebagai
upaya membina mental, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan
peradaban.
·
Guru
besar ilmu pendidikan islam, Ahmad Tafsir (A.Tafsir, 006:33) menguraikan tentang
hakikat pendidikan islam di tinjau dari 2 aspek yaitu; 1) “Membantu” artinya
yaitu membantu seseoarang menjadi manusia seutuhnya. Manusia adalah
merupakan mahluk yang tidak dapat hidup secara individual.ia
membutuhkan bantuan dari salah satunya adalah pendidikan. Seseorang dapat
dikatakan menjadi manusia karena ia memiliki sifat kemanusiaan. 2) “Menolong”
karena pendidikan hakikatnya adalah menolong manusia menjadi manusia. Setiap
manusia ada potensi untuk menjadi manusia, sebaliknya ada juga potensi untuk tidak
menjadi manusia (sifat kebinatangan), maka di sinilah peran pendidikan yang
sangat penting untuk manusia.
4.
Ahmad
supardi(1998:3) mengatakan hakikat
pendidikan islam adalah usaha pendidik muslim yang bertakwa secara sadar
mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah peserta didik
atas dasar ajaran islam ke arah terwujudnya pribadi muslim.
b.
Dasar
pendidikan Islam
Secara garis besar Dasar
Pendidikan Islam itu ada 3 yaitu: Al-Quran, As-Sunnah, dan undang-undang yang
berlaku di negara kita.
1. Al-quran.
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya agar menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran.
2. As-sunnah.
Rasulullah SAW mengatakan bahwa beliau adalah juru didik. Contoh terbaik
Rasulullah mendorong orang belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu
pujian atas keutamaan juru didik.
3. Undang-undang yang nerlaku di Indonesia. Yaitu UUD 1945, pasal 29
Ayat 1; Negara berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa
Ayat 2: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama dan peribadat agama dan kepercayaan itu.
Dasar
Pendidikan Islam menurut Hasan langgulung:
1.
Dasar
historis
2.
Dasar
sosiologis
3.
Dasar
Ekonomi
4.
Dasar
politik dan administratif
5.
Dasar
psikologis
6.
Dasar
filisofis
7.
Dasar
religius
c.
Tujuan
Hidup
Di dalam pandangan islam, memahami dan mengetahui tujuan hidup
merupakan keniscayaan. Orang yang tidak memahami dan menyadari tujuan hidupnya seperti
seorang nahkoda kapal yang kehilangan arah di tengah lautan lepas. Kapal
tersebut lama kelamaan akan tenggelam karena kehabisan energi, hantaman ombak
dan bada. Oleh karena itu tujauan hidup sangatlah penting sekali.
Menurut islam tujuan
hidup adalah beribadah atau mengabdi kepada Allah SWT. Tujuan hidup orang
muslim terdapat dalam Al-Quran surat Ad-Dzariyat (51):56. Ayat-ayat tersebut
dapat di ketahui bahwa tujuan hidup menurut islam adalah beribadah kepada Allah
SWT. Ibadah yang di lakukan dengan ikhlas tentunya merupakan keniscayaan.
Dengan mengetahui tujuan hidup maka manusia akan menempuh hidupnya seperti
nahkoda yang berlayar di tengah lautan dengan kompas yang baik. Kompas tersebut
akan membimbing dan mengarahkan dan memberi petunjuk agar dapat sampai pada
tepian pulau.
d.
Tujuan
Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan ini
sangatlah penting dalam mendesain pendidikan. Tujuan pendidikan di tentukan
oleh pandangan hidup orang yang merumuskan tujuan tersebut. Tujuan pendidikan
berhubungan dengan kondisi zaman yang senantiasa berkembang setiap masyarakat
atau negara memiliki tujuan pendidikan yang mungkin dapat sama berbeda dalam
beberapa hal:
1.
Tujuan
pendidikan di malaysia
Yaitu mengembangkan potensi individu secara
menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan insan yang seimbang dari segi intelek,
rohani, emosi, dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan.
2.
Tujuan
pendidikan di jepang
Yaitu untuk
meningkatkan keperibadian yang utuh, menghargai nilai-nilai individual, dan
menanamkan jiwa yang bebas.
3.
Tujuan
pendidikan di jepang
Yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendapat para
tokoh mengenai tujuan pendidikan:
1.
Menurut
ibnu khaldun.
Tujuan pendidikan yaitu:
a.
Memberikan
kesempatan kepada pikiran untuk aktif dan bekerja.
b.
Memperoleh
berbagai ilmu pengetahuan, sebagai alat untuk membantunya hidup dengan baik
dalam masyarakay yang baik dan berbudaya
c.
Memperoleh
lapangan pekerjaan yang di gunakan untuk memperoleh rizki.
2.
Abdul
al-rasyid ibnu al-aziz di dalam bukunya :al-tarbiyah al-islamiyah wa
thuruq tadrisiha”. Tujuan pendidikan Islam meliputi:
a.
Adanya
kedekatan kepada Allah SWT melalui akhlak
b.
Menciptakan
individu untuk memiliki piola pikir yang ilmiah dan pribadi yang paripurna.
3.
Qurais
shihab
Mengatakan bahwa tujuan pendidikan islam adalah membina manusia
secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsi sebagai hamba dan
khalifahnya, guna membangun dunia ini dengan konsep yang telah di tetapkan oleh
Allah.
Semua tujuan
pendidikan tersebut akan mengarahkan pendidikan agar sesuai dengan hakikat
hidup dan tujuan hidup.
Agar tujuan
pendidikan dapat menjawab terhadap hidup dan kehidupan masa depan, maka
memerlukan penetapan pendekatan yan terpadu yang mencakup:
a.
Pendekatan
melalui normatif filosofis.
Adalah pendekatan dalam merumuskan tujuan pendidikan
b.
Pendekatan
melalui analisis historis lembaga-lembaga sosial.
Sejarah merupakan sesuatu yang sangat penting. Karena berhubungan
dengan dunia lalu yang penuh pembelajaran.
c.
Pendekatan
melalui analisa ilmiah dan sosiologi.
Maksudnya adalah agar lulusan pendidikan dapat menyesuaikan dengan
kemajuan dan dinamika masyarat.
II.
HAKIKAT PENDIDIK
A.
Pengertian
Pendidik
Dari segi bahasa,
pendidik memiliki pengertian sebagai seorang yang mendidik. Artinya pendidik
adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.
Hakikat mendidik dalam
islam adalah orang-orang yang bertanggung jawanb dalam perkembangan
pesertadidik dalam mengupayakanseluruh potensi anak didik, baik potensi aktif,
kognitif maupun psikomotrik sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.
Di dalam Al-Quran
telah di sebutkan bahwa pendidik ada 4, yaitu:
1.
Allah
sebagai pendidik
2.
Rasul
sebagai pendidik
3.
Orang
Tua sebagai pendidik
4.
Orang
lain sebagai pendidik
Menurut
Ikhwa Al-syafa pendidik todak boleh menjejali otak peserta didik dengan ide-ide
atau keinginannya sendiri.
Menurut Al-Ghazali memandang pekerjaan
mengajar adalah pekerjaan yang paling mulia dan jabatan yang paling
terhormat. Guru bekerja menyempurnakan
hati, membersihkan, dan mengarahkan untuk bertakwa kepada Allah.
B.
Tugas
dan Peran Pendidik
Di dalam islam, tugas
seorang pendidik di pandang sebagai sesuatu yang mulia. Secara umum tugas
pendidik adalah mendidik. Dalam operasiannya mendidik adalah proses mengajar,
memberikan dorongan, memuji dan menghukum, memberi contoh dan membiasakan. Di
samping itu pendidik juga berugas sebagai motivator dan fasilitator dalam
proses mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi
secata baik dan dinamis.
Adapun tugas lain
dari pendidik selain mendidik yaitu menciptakan situasi unyuk pendidikan,
maksudnya adalah suatu keadaan dimana tindakan-tindakan pendidikan dapat
berlangsung dengan baik dengan hasil yang memuaskan.
Di lihat dalam
konteks luas, maka tugas pendidik bukan hanya di sekolah tapi juga melaksanakan
tugasnya di rumah tangga.
Menurut Ahmat Tafsir tugas mendidik di rumah tangga dapat di
lakukan dengan mudah, karena Allah telah menciptakan landasannya, yaitu denagan
rasa cinta orang tua terhadap anaknya yang merupakan salah satu dari fitrahnya.
Muh Uzer Usamn
menjelaskan bahwa tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
tegnologi. Maka melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua.
Peran guru
sangatlah penting. Peseta didika sangat memerlukan bantuan guru untuk
mengembangkan potensinya. Dalam mengembangkan potensinya tersebut seorang guru
memiliki peran yang sangat banyak. Peran tersebut antara lain: sebagai
pendidik, mengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, dll.
C.
Kode
Etik dan Karakter Pendidik
Kode Etik adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan
antara pendidik dan anak didik, orang tua anak didik. Pelanggaran kode etik
akan mengakibatkan berkurangnya nilai dan kewibawaan pendidik.
Dalam pendidikan
islam seseorang pendidik harusnya memiliki karakteristik yang berbeda dari yang
lain. Untuk menjadikan ciri dan sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas
kehidupannya.
An-nawawi membagi karakteristik pendidik muslim menjadi beberapa
bentuk:
1.
Mempunyai
watak dan sifat robbaniyah (dalam hal tujuan pola pikir, tingkah laku)
2.
Bersifat
ikhlas
3.
Bersifat
sabar
4.
Jujur
5.
Membekali
diri dengan ilmu
6.
Mampu
menggunakan metode mengajar secara bervariasi
7.
Mampu
mengelola kelas, dan peserta didik, tegas bertindak secara proposional
8.
Mengetahui
kehidupan psikis peserta didik
9.
Tanggap
berbagai kondisi dan perkembangan.
Jadi pada intinya dalam
islam pendidik memiliki tugas yang mulia. Perannya dalam mengembangkan dan
membina umat sangat besar. Tugas utama pendidik yaitu sebagai pewaris nabi
dalam mengajarkan dan mengembangkan ajarannya.Tugas dan peran pendidik dalam islam adalah
mendidik anak didiknya dengan cara mengakar dan yang lainnya. Menuju
tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-nilai islam. Kode etik
yang di kembangkan dalam pendidikan islam adalah penekanan peran pendidik
dalam membantu mengembangkan kemampuan anak didik. Kode etik memiliki peran
yang sangat penting sebagai pedoman bagi pendidik dalam menjalankan
tugas-tigasnya.
III.
HAKIKAT PESERTA DIDIK
A.
Hakikat
Peserta Didik
Secara bahasa
peserta didik adalah orang yang sedang berada fase pertumbuhan dan perkembangan
baik secara fisik maupun psikis.
Istilah murid dalam tasawuf mengandung pengertian orang yang sedang
belajar, menyucikan diri dan sedang berjalan menuju Tuhan.
Murid dalam
pengertian umum adalah tiap kelompok atau kelompok individu yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan. Murid
dalam pengertian pendidikan secara khusus adalah anak yang belum dewasa yang menjadi
tanggung jawab pendidik.
Dari pendapat di
atas, peserta didik adalah manusia berjenis laki-laki dan perempuan baik
anak-anak maupun orang dewasa yang sedang mengalami fase perkembangan baik
secara fisik atau psikis.
Syamsul Nizar
sebagaimana di kutip oleh Ramyulis mendeskripsikan 6 kriteria peserta didik
adalah sebagai berikut:
1.
Peserta
didik bukan miniatur orang dewasa tapi ia memiliki dunianya sendiri
2.
Peserta
didik memiliki masa atau priodisasi atau perkembangan dan pertumbuhannya
3.
Peserta
didik adalah mahluk Allah yang memiliki perbedaan antara individu yang satu
dengan individu yang lain.
4.
Peserta
didik merupakan 2 unsur pertama jasmani dan rohani.
5.
Peserta
didik di pandang sebagai system kesatuan manusia
6.
Peserta
didika adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat di
kembangkan dan berkembang secara dinamis
Setiap manusia
memiliki perkembangan termasuk peserta didik. Dalam kehidupan manusia mengalami
beberapa tahapan perkembangan sebagai berikut:
1.
Al-janin
2.
Al-thiflu
3.
Al-tamyiz
4.
Al-aqli
5.
Al-auliya
B.
Kepribadian
Peserta Didik
Dalam setiap jiwa manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Allport mendefinisikan
kepribadian sebagai susunan yang dinamis dalam sistem psikofisik (jasmani dan
rohani).
Thasyi kubra zaedanmengatakan
bahwa seorang peserta didik tidak di perbolehkan menilai rendah atau menganggap
tidak penting terhadap ilmu pengetahuan yang ia tidak kuasai atau yang tidak ia
senangi. Kepribadian peserta didik harus bertekad untuk selalu belajar tanpa
henti sampai akhir hayatnya dan bertekad untuk mencari ilmu walaupun ia harus
meninggalkan kampung halamannya.
Kepribadian
peserta didik tang paling penting menurut “Athiyah al-abrasyi” yaitu :pertama
peserta didik hendaknya tekun dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Keduaharus
memiliki kepribadian saling menyayangi sesama temannya yang pada akhirnya akan
tercipta suasana persaudaraan yang kokoh.
Ketiga giat dan tidak pernah bosan untuk selalu mengkaji
dan mengulang-ulang materi pelajaran yang telah di berikannya.
C.
Etika
Peserta Didik
Kode Etik merupakan 2 kata yang berasal dari kata kode dan etik.
Kode merupakan pendidikan (symbol) atau aturan. Sedangkan etik adalah etika,
akhlak atau perangai.
Menurut abd al-amir syamsal-din peserta didik terbagi atas 3
aspek
1.
Terkait
dengan dirinya sendiri. Meliputi membersihkan hati, memperbaiki niat, atau motifasi,
memiliki sifat zuhud, dan penuh kesederhanaan.
2.
Patuh
dan taat secara sempurna, memuliakan dan menghormatinya, senantiasa melayani
kebutuhan pendidik dan menerima segala bentuk hukuman dari pendidik ketika
peserta didik bersalah
3.
Berkaitan
dengan pelajaran, senantiasa mengkaji dan mengulang-ulang mata pelajaran yang
telah di berikan.
Al-abrasyi mengurutkan kewajiban-kewajiban peserta didik, sebagai
berikut:
1.
Hendaknya
mengorientasikan belajarnya dalam rangka memperbaiki dan menghiasi jiwanya
dengan sifat-sifat yang mulia
2.
Mencari
ilmu di lakukan dengan terus menerus
3.
Murid
hendaknya tidak gonta ganti guru
4.
Bersungguh-sungguh
dalam belajar untuk mendapatkan hasil yang di inginkan
5.
Menciptakan
suasana kecintaan antar sesama siswa
6.
Mulai
salam ketika bertemu guru
7.
Menyiapkan
diri untuk belajar sampai akhir hayat
D.
Kebutuhan
Peserta Didik
Kebutuhan peserta didik yang harus di penuhi oleh peserta didik di
antaranya:
a.
Kebutuhan
fisik
b.
Kebutuhan
sosial
c.
Kebutuhan
untuk mendapatkan status
d.
Kebutuhan
mandiri
e.
Kebutuhan
untuk berprestasi
f.
Kebutuhan
ingin untuk di cintai dan di sayangi
g.
Kebutuhan
untuk mencurahkan perasaan
h.
Kebutuhan
untuk memiliki filsafat hidup
i.
Dimensi
fisik (jasmani)
Zakiyah
darajat, membagi manusia menjadi 6 dimensi kelompok:
a.
Dimensi
akal
Akal di bagi menjadi 2
yaitu:a) aql al-maqthu b) Aql al-masmu
b.
Dimensi
keberagaman
Dalam pandangan islam, sejak lahir manusia telah mempunyai jiwa
agama, jiwa yang mengakui adanya dzat yang maha pencipta dan maha kuasa yaitu
Allah SWT.
c.
Dimensi
akhlak
Menurut imam
al-ghazali, akhlak yang di sebut denagan tabiat manusia dapat di lihat dalam 2
bentuk: 1) tabiat-tabiat fitrah 2) akhlak yang muncul dari suatu perangai yang
banyak di amalkan dan di taati.
d.
Dimensi
rohani
Manusia di katakan
manusia apabila memiliki dimensi rohani atau jiwa.
e.
Dimensi
seni
Seni adalah ekspresi
roh dan daya manusia yang mengandung dan mengungkapkan keindahan.
f.
Dimensi
sosial
Manusia adalah
makhluk individual dan secara bersamaan adalah makhluk sosial keserasian antar
individu dan masyarakat tidak mempunyai kontradiksi antara tujuan sosial dan
tujuan individu.
IV.
HAKIKAT KURIKULUM
A.
Pengertian
Kurikulum
Kurikulum secara
bahasa adalah sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh, di selesaikan anak
didik untuk memperoleh ijazah.
Ahmad Tafsir
menjabarkan bahwa kurikulum dapat di artikan menjadi 2 macam:
1.
Sejumlah
mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari siswa di sekolah atau
perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu
2.
Sejumlah
mata pelajaran yang di tawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan.
Kurikulum ialah
program untuk mencapai tujuan. Kurikulum itu laksana jalan yang di lalui dalam
menuju tujuan. Esensi kurikulum ialah program. Padaumumnya isi kurikulum adalah
nama-nama mata pelajaran beserta silabinya atau pokok bahasan.
Berdasarkan tuntutan perkembangan dan
kemajuan zaman para ahli menetapkan cakupan kurikulum meliputi 4 bagian:
1.
Bagian
yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan yang di
inginkan
2.
Bagian-bagian
yang berisi tentang ilmu pengetahuan, informasi, data, aktifitas, pengalaman
yang kemudian di susun menjadi bahan pelajaran yang kemudian di masukkan dalam
bentuk silabus.
3.
Bagian
yang berisi tentang metode atau cara penyampaian mata pelajaran.
4.
Bagian
yang berisi metode, penilaian dan pengukuran atas hasil mata pelajaran
tertentu.
B.
Dasar
dan prinsip Hakikat Kurikulum
Al-syaibani dan
Abdul Mujib menetapkan dasar pokok bagi kurikulum tersebut sebagai berikut:
1.
Dasar
religi
Pendidikan isalam adalah
pendidikan yang berdasarkan agama. Sehingga dasar religi menjadi dasar utama.
2.
Dasar
falsafah
Dasar filisofis menjadi
penunjuk arah bagi tujuan pendidikan islam.
Sehingga kurikulum mengandung kebenaran sesuai dengan apa yang di
kandung oleh pandangan hidup tersebut.
3.
Dasar
psikologis
Manfaat dari perumusan
kurikulum menurut pendidikan islam yang di dasari dengan falsafah adalah untuk
terciptanya tujuan ideal dari pandangan hidup manusia.
4.
Dasar
sosiologis
Dasar ini berimplikasi
pada kurikulum pendidikan supaya kurikulum yang di bentuk hendaknya dapat
membantu pengembangan masyarakat.
5.
Dasar
organisatoris
Dasar ini menjadi acuan
dalam bentuk penyajian bahan pelajaran. Dasar ini berpijak pada teori psikologi
gestlet yang menganggap keseluruhan mempengaruhi organisasi kurikulum yang yang
di susun secara tanpa sistematis.
Dalam penyusunan
kurikulum, terdapat prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dalam kurikulum
pendidikan islam.
Tujuan pendidikan
islam secara umum menghasilkan manusia yang sempurna dalam ilmu dan akhlak. Ini
akan menjadi keilmuannya untuk kemajuan umat dalam membangun peradaban yang
berakhlakul karimah. Untuk mencapai tujuan tersebut.
Teori kurikulum pada
umumnya di ajarkan untuk menguraikan, untuk menjelaskan dan untuk meramalkan.
Pengembangan kurikulum harus di kembangkan melalui suatu siklus sehingga di
harapkan mutu dan fungsi kurikulum untuk mengamati hasil dapat di monitoring
secara berhati-hati.
Teori kurikulum
dapat di kemukakan sebagai berikut:
1.
Teori
berinteraksi struktur
Menguraikan dan menjelaskan bagaimana kompenen kurikulum saling
berhubungan dalam suatu lingkungan tingkat pendidikan.
2.
Teori
berorientasi menghargai
Teori ini memusatkan pada sosial political dalam lingkungan
pergaulan untuk memilih dan menguji isu-isu yang berkembang dengan beberapa
metodologi pemeriksaan.
3.
Teori
berorientasi isi
Yaitu terkait dengan penetapansumber utama yang perlu mempengaruhi
organisasi dan pemilihan dari kurikulum.
4.
Teori
berorientasi proses
Adalah menyangkut proses perencanaan kurikulum yaitu dengan
menguraikan, mengembangkan dan menyesuaikan dengan situasi.
C.
Ciri,
Isi dan Orientasi Kurikulum
Ciri kurikulum
Pada dasarnya kurikulum mempunyai aspek utama yang menjadi
ciri-cirinya sebagaimana di ungkapkan oleh hasan langgulung yang di akui oleh
ramayulis:
Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin di capai oleh kurikulum yaitu:
1.
Pengetahuan
ilmu-ilmu data, aktifitas-aktifitasnya dan pengalaman –pengalaman darimana
terbentuk kurikulum itu
2.
Metode
dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang di ikuti murid-murid untuk mendorong
mereka ke arah yang di kehendaki dan tujuan-tujuan yang di rancang
3.
Metode
dan cara penilaian yang di gunakan dalam mengukur dan menilai hasil proses
pendidikan yang di rancang dalam kurikulum
Isi kurikulum
Sepanjang masa klasik islam, penentuan kurikulum pendidikan islam
berada di tangan ulama. Kelompok orang-orang berpengetahuan dan di terima
sebagai toritarif dalam soal-soal agama dan hukum. Ilmu-ilmu agama mendomonasi
kurikulum lembaga pendidikan tinggi formal dan Al-Quran berada pada porosnya.
Untuk menentukan
kualifikasi isi kurikulum pendidikan islam, menentukan syarat dan perumusan di
antaranya adalah:
a.
Materi
yang disusun dalam kurikulum tidak bertentangan dengan fitrah manusia
b.
Relevan
terhadap tujuan pendidikan islam
c.
Penyesuaian
perkembangan usia didik
d.
Peserta
didik sejak dini di perkenalkan macam keterampilan dengan mempraktekan di
lapangan
e.
Penyusunan
kurikulum bersifat intregal
f.
Kurikulum
di susun berdasarkan kebutuhan masyarakat
g.
Memiliki
dasar keilmuan sebagai sarana untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain.
V.
METODE PENDIDIKAN ISLAM
A.
Hakikat
Dasar dan Prinsip Metode Pendidikan
Hakikat Dasar
Metode adalah
seperangkat cara dan teknik yang di gunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau
menguasai kompetensi tertentu.
Metode pendidikan
adalah jalan atau cara yang dapat di tempuh untuk menyampaikan bahan atau
materi pendidikan islam kepada anak didik agar terwujud kepribadian muslim.
Hal ini tidak terlepas dari dasar agamis, biologis, psikologis, dan
sosiologis.
1.
Dasar
agama
Al-Quran dan Hadis tidak
bisa terlepas dari pelaksanaan metode pendidikan islam. Metode pendidikan islam
harus merujuk pada pada kedua sumber ajaran tersebut. Sehingga dalam segala
penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan islam tidak menyimpang dari kedua
sumber pendidikan tersebut.
2.
Dasar
biologis
Perkembangan jasmani
seseorang juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap dirinya. Seseorang yang
menderita cacat jasmani akan mempunyai kelemahan dan kelebihan yang mungkin
tidak di miliki oleh orang yang normal.
3.
Dasar
psikologis
Perkembangan psikologis
seseorang berjalan sesuai dengan perkembangan biologisnya, sehingga seorang
pendidik dalam menggunakan metode pendidik bukan saja memperlakukan
psikologisnya juga biologisnya
4.
Dasar
sosiologis
Salah satu fungsi
pendidikan adalah proses pewarisan nilai budaya masyarakat dari satu generasi
kepada generasi berikutnya. Di harapkan agar pendidik mampu mengembangkan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik dengan
memperhatikan perkembangan kebudayaan peredaban yang muncul.
Agar dapat efektif
maka setiap metode harus memiliki prinsip sebagai berikut:
a.
Metode
harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri
b.
Metode
harus di manfaatkan hokum pembelajaran
c.
Harus
berawal dari apa yang sudah di ketahui peserta didik
d.
Harus
di dasarkan atas teori dan praktek yang terpadu
e.
Harus
memperhatikan perbedaan individual dan menggunakan prosedur-prosedur yang
sesuai
f.
Metode
pendidikan islam harus di gunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis.
B.
Macam,
Tugas dan Metode Pendidikan
1.
Macam
metode pendidikan
·
Metode
kisah
·
Metode
dialog
·
Metode
amtsal
·
Metode
teladan
·
Metode
pembiasaan
·
Metode
targhib dan tahrib
2.
Tugas
metode pendidikan
Tugas utama metode
pendidikan adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan pedagogis sebagai kegiatan
antar hubungan pendidikan yang terealisis melalui penyampaian keterangan dan
pengetahuan. Selain itu tugas pokok metode tersebut adalah membuat perubahan
dalam sikap dan minat serta penemuan nilai dan norma yang berhubungan dengan
pelajaran dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor.
3.
Metode
pendidikan
Metode ini di
artikan sebagai cara yang di gunakan untuk melaksanakan atau melakukan sesuatu.
Cara atau prosedur itu mungkin tepat dan dapat mencapai sasaran dan mungkin
juga tidak tepat sehingga tidak mencapai sasaran. Oleh karean itu ilmu tentang
metode yang di sebut metodologi memberikan gambaran jelas
C.
Fungsi
dan Prosedur Metode Pendidikan
Fungsu utama metode pendidikan islam yaitu: mengarahkan keberhasilan belajar dan berdasarkan minat,
serta usaha mendorong kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik
dan anak didik.
Fungsi metode secara umum
yaitu dapat di kemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin
bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut.
Dengan demikian, metode
amat berfungsi sebagai penyampaian pendidikan.
Beberapa faktor yang
mempengarihi prosedur pembuatan metode yaitu:
1.
Tujuan
pendidikan
2.
Anak
didik
3.
Situasi
4.
Fasilitas
5.
Pribadi
pendidik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar